( Part sebelumnya VeShaNal gadis kembar yg bersekolah di SMA48 kelas XI
dan tinggal di sebuah kos. Meskipun kembar, sifat dan penampilan mereka
sangat berbeda. Meskipun kembar, mereka jarang akur terutama VeNal ).
**
Hati teriris-iris
Seakan tak ada peluang lagi
Telah coba ku kuatkan tekadku
Kini keyakinan yg baru ku bangun, goyah lagi
Aku sedih, aku kecewa
Aku merasa bingung dan ingin mencerna kembali
Apa yang dipikirku, perasaanku
Seakan tak ada peluang lagi
Telah coba ku kuatkan tekadku
Kini keyakinan yg baru ku bangun, goyah lagi
Aku sedih, aku kecewa
Aku merasa bingung dan ingin mencerna kembali
Apa yang dipikirku, perasaanku
**
"Gara2 loe, Ve!! Shania jadi kena marah juga kan!!"
"Dah tau bu Lisa itu galaknya minta ampun, apa lagi ini... gak bakal bisa ditolerir!!". Sungut Kinal.
Mereka bertiga masih berjalan menuju halte bus depan sekolah.
"Makanya dah tau mau ujian tuh belajar!! Belajar!!".
Emosi Kinal masih meletup-letup dan wajah Ve langsung kusut dicerca sang kapten.
"Yeee...biarin!
"Eh Shan, loe itu gimana sih!! Mestinya gak usah loe ngasih contekkan ke Ve. Loe itu dah keterlaluan baiknya!".
"Gak PR, gak ujian!!".
"Kapan Ve bisa mandiri dan mau belajar sih!!".
Kinal benar2 emosi pada semua sodara kembarnya itu, dan makin gemas sama Shania karena dari dulu selalu memanjakan Ve. Tiap ditegur/
"Eh Nal, apa hak loe ngatur2 Shania? Tua an dia daripada loe tau!!"
"Shania tuh kembaran gue yg paaaaling baik, pintar lagi".
"Makanya dia jadi 'panduan' gue biar dapat nilai bagus!". Ucap Ve bangga.
"Emm..mmm... Ve, pinter itu gak jaminan buat dapet nilai bagus, jaminan yg pasti itu ya rajin belajar". Shania mulai bersuara.
"Terserah deh!". Balas Ve enteng.
Entah mengapa VeShaNal meskipun selalu ribut, mereka nyaris selalu bersama. Mereka jarang bermain dengan teman2 yg lain selama di sekolah maupun di kos.
Terdengar suara langkah kaki yg berlari mengejar mereka.
"Hay...VeShaNal
"Dhike..! Abang loe mana? Kok gak pulang bareng kita aja sih?". Ve mendekati Dhike dan merangkul bahunya sok akrab.
"Oh, kak Bara...biasalah
Ve hanya manggut2 sambil nyengir. Kini mereka telah duduk di halte.
"Ngakunya suka sama Bara, tapi sekarang pacaran ma Eza!". Sindir Kinal.
Mendengar itu Dhike mengarahkan pandangannya ke Ve dengan mengkerutkan dahinya. Ve jadi salah tingkah.
"Emm..eee dari dulu sebenarnya cinta sejati gue cuma buat kak Bara kok!"
"Bukan gue gak suka ma Eza juga, tapi...tapi, seandainya kak Bara ngasih sinyal2 ke gue, pasti Eza langsung gue putusin!!".
"Pokoknya kak Bara nomer satu deh!!".
"Segitukah? Emang istimewa abang gue apa? Sampe loe bela2in gitu Ve?heeee....".
Dhike senyum2 nyengir, sedang Shania dan Kinal hanya geleng2 kepala.
**
Malam hari.
Shania sedang sibuk mengerjakan PR fisika, sedang Ve? Seperti biasa tinggal menyalinnya.
*Maafkan aku ku bersumpah kepada prinsip...*
Terdengar bunyi nada dering Hp milik Ve dan secepat kilat langsung diangkatnya.
"Halooo my Eza cayank..". Ucap Ve manja.
Shania melirik ke arah Ve sejenak, lalu kembali fokus ngerjain PRnya.
Sudah hampir 48menit Ve asik ngobrol dengan pacar kesekiannya itu. Kadang senyum2, cekikikan, bahkan sampe tersipu malu. Entah gombal-gembel apa yg dilontarkan Eza pada Ve.
Tiba2 pintu terbuka dan munculah sang kapten.
"Ayo-ayo semuanya latihan pemanasan!! Dua jam lagi kita theateran!!loh?
"Oii...disuruh makan malam tuh, cepetan keluar". Ujar Kinal.
Mendengar itu senyum Ve mengembang ke arah Kinal lalu ke arah Shania.
"Emm Eza cayank, udah dulu ya...disuruh makan malam nih".
"Iya...daaah...
"Yess!! Makan malam!!"
"Gue dandan dulu ah".
Ve lompat2 kegirangan dan langsung menuju meja riasnya.
"Heh!! Mau kemana loe!!"
"Kita kan cuma makan malam biasa!". Protes Kinal.
"Helooow... gue dandan juga buat kak Bara kok?".
"Huuuft.. dah setahun belakangan ini, tiap makan malam dia gak pernah nglirik gue!".
"Mungkin kalo gue dandan...dia pasti jadi curi2 pandang deh!". Ujar Ve PD dengan analisanya.
"Jangan terlalu berharap deh!". Ejek Kinal.
"Biarin wleee...!!"
"Eh...eh...gue dah cantik belum?"
"Sama aja!!". Koment Kinal cuek dan langsung keluar duluan menuju meja makan.
Pukul 19.48 WIB di ruang makan.
Ruangan ini lumayan luas, terdapat meja persegi panjang yg dikelilingi oleh 8 kursi.
Ve celingukkan mencari sosok yg di idam2kan. Tapi yg terlihat hanya para penghuni kos dan bu Dwi.
"Hmmm... mana sih?". Gumam Ve sambil garuk2 kepala.
Bu Dwi sedang sibuk menata piring kemudian Ve menghampiri. *waduh aku jadi deg2an, Ve mulai mendekat nih*eh.
"Emm bu Dwi, kak Bara belum turun ya?". Tanya Ve sopan.
Bu Dwi menghela nafas memandangi Ve yg tiba2 tanya soal anaknya.
"Malam ini Bara gak ikut makan malam bareng, tadi siang nelpon katanya mau ngerjain tugas kelompok dulu di rumah temannya..jadi pulang larut malam". Jelas bu Dwi.
Ve kaget mendengar penjelasan itu, wajahnya langsung ditekuk, lemas dan pucat. Sia2 tadi dandan tapi si Bara gak bakal melihatnya.
"Loh Ve, kamu mau kemana?"
"Kok dandan malam2 begini?". Tanya bu Dwi sambil memegang wajah mulus Ve. Memastikan. Asyiiiek..menan
"Eh..emm gak mau kemana2 kok, cuma iseng aja...hee ". Balas Ve kikuk.
Sementara Shania dan Kinal ngakak2 gak jelas.
***
"Shania!!".
Panggil seorang cowok yg menghampiri bangku taman sekolah dan ikut duduk disebelah Shania.
"Apa". Balas Shania tanpa menoleh, ia masih fokus membaca buku pelajaran.
"Emm...eh shan, kenapa loe akhir2 ini ngejauhin gue?" Apa semenjak.....".
"Emang kenapa? Loe keberatan?".
"Bu..bukan gitu? Gu..gue cuma....bingung
Gagap Boby nyengir. Cowok yg sudah lama menaruh hati pada Shania dan PDKT dari kelas X. Seminggu lalu dia baru berani mengatakan perasaannya tetapi Shania belum menjawab.
"Loe pengen tau?".
"Sebenarnya gue masih belum percaya sama loe!".
"Loe cuma kasihan kan sama gue? Iya kan!!".
Penekanan nada bicara Shania terdengar sinis.
Boby mengerutkan kening, bingung... kenapa Shania menganggap perasaannya di salah artikan.
"Loe ingetkan, gue punya kembaran?".
"Inget, Ve sama Kinal kan? Terus apa hubungannya?".
"Nah, itu masalahnya... dan ini soal Ve".
"Emang loe gak naksir dia?".
"Ve itu paling cantik loh diantara gue sama Kinal dan hampir semua cowok di sekolah ini suka sama dia!"
"Itu sebabnya yg bikin gue gak percaya ma loe!!".
"Dan loe cuma kasihan kan!! Karena selama ini gak ada cowok yg mau deket2 sama kutu buku seperti gue". Jelas Shania panjang lebar dengan mata berkaca2.
"Astaga...!!Sha
"Jadi ini sebabnya, kenapa loe akhir2 ini ngindarin gue".
"Shania...pleas
"Gue... suka dan sayang sama loe bukan dari fisik luarnya, tapi gue lihat loe dari sini*nunjuk hati*.
"Loe itu baik, sederhana dan di mata gue loe cewek yg paling cantik!!".
Ungkapan tulus Boby sempat membuat Shania kaget dan terlihat semburat rona merah di kedua pipinya.
"Gu...gu..gueee
Shania beranjak dari kursi dan lari meinggalkan Boby.
**
*Malam ketika tidak bisa tidur ku slalu minum susu*
Terdengar bunyi Hp milik Shania yg dari tadi selalu berdering. Tapi si pemilik tak juga mengangkatnya. Enggan lebih tepatnya.
"Duuh Shan, tuh Hp loe dari tadi bunyi terus...angkat gih, siapa tau penting". Ucap Ve yg sedang memandangi wajahnya di depan cermin.
"Males ah!!". Balas Shania cuek yg sekarang sibuk baca novel sambil tengkurap di atas tempat tidurnya.
Panggilan itu sudah berkali2 berdering, sehingga mengganggu konsentrasi ve yg masih asik ber-selfie di depan cermin. Lalu Ve mengambil Hp itu.
"Ya haloo".
"Oh ya..".
"Shania?"
"Dia dah bobo, mungkin kecapekan gara2 ngerjain tugas".
"Oke-oke.... selamat ya?"
"Siiip". Klik.
"Iiih... Ve! Kok diangkat sih!!".
Shania mendengus kesal, tapi Ve menatap Shania penuh curiga. Selama ini tak pernah ada cowok yg dekat dengan kembarannya yg satu ini. Tapi... barusan yg nelpon....
Boby. Salah satu cowok terkeren di sekolah.
"Shan, kok loe gak cerita ke gue kalo loe dah punya cowok?". Selidik Ve.
"Emm itu..itu.. emmm.. cuma...".
"Yeach!! Akhirnya... kembaran gue yg satu ini gak jomblo lagi".
"Nah...gitu dong, gue kan seneng lihatnya".
"Jad... jadi.. loe gak marah?".
"Hahahaaa... Shania-Shania, ngapain juga gue marah?"
"Gue seneng keleuss... seneng banget!!!". Tawa Ve yg langsung memeluk Shania.
**
Bel pulang sekolah berbunyi.
Kinal dan teman2 cowoknya sedang berada di lapangan basket sekolah. Siang itu sang matahari sedang teriknya. Tapi Kinal tak pernah mempermasalahka
"Oey bro, bentar ya gue istirahat dulu". Ujar Kinal ke teman2nya.
Kinal kini duduk di bangku pinggir lapangan, dia mengelap keringat yg bercucuran dengan handuk kecil dan menenggak botol minuman.
"Hoy Nal!!".
*Proootttsss!!*
Air itu menyembur tepat ke arah muka yg ada di depan Kinal.
"Aaah!! Sial*an loe!!". Sambil mengusap muka pake punggung tangan.
"Jiahahaaa... sori2 Bob, loe sih ngagetin gue!".
"Huuh, udah lah gak papa!!"
"Eh ya, Shania mana?".
"Lagi di kelas tuh sama Ve, ngerjain tugasnya bu Lisa".
"Hmm.. tumben loe nyari Shania, ada apa?".
"Emmm Nal, nanti kalo dah selesai tolong bilangin ke dia ya, maaf gue pulang duluan. Gue ada acara keluarga soalnya". Ucap Boby muram.
"Hah!!hahahaaa.
"Ngapain coba, loe ngomong gitu? Kayak loe siapanya aja!!hahaaaa.."
"Duh, ni cewek minta digilas kali ya tuh mulut...ngeri banget gue lihat tawanya". Batin Boby.
"Eh..gu.. gue kan cowoknya Shania".
"Hah!! Apa!! Gak salah?".
"Setau gue, cowoknya Shania tuh ya cuma buku pelajaran...hah
"Gak lucu!!". Boby langsung mencet hidung Kinal.
"Aduh, duh... sakit tau!! Iya..iya.. nanti gue sampein!!". Gerutu Kinal.
Kini giliran Boby yg terbahak2 melihat hidung Kinal yg merah kayak ondel2.
**
Sejam berlalu...
Kinal telah selesai main basketnya, kini dia nunggu kembarannya di bawah pohon beringin samping gerbang sekolah.
Tak lama, Ve dan Shania muncul disusul oleh Dhike di sebelah Ve. Saat berjalan menuju pintu gerbang.
"Aduh!!".
"Kenapa Ve?". Tanya Shania dan Dhike panik.
"Aduuuuh...pana
"Rambut gue....kulit gue?"
"Aaahhh bisa rusak semua nih!!". Keluh Ve kayak cacing kepanasan.
Kinal, Shania dan Dhike langsung geleng2 kepala lihat tingkah Ve yg selalu ngeluh tiap pulang sekolah cuma gara2 panas.
Kini gantian Shania yg nampak resah. Dia celingukkan, melihat sekeliling sekolah.
"Hayo loh... nyari Boby ya?". Goda Kinal.
"Eh.. iy.. iya, kok... loe..??".
"Dia dah pulang duluan tadi, katanya ada urusan keluarga, jadi dia minta maaf gak bisa pulang bareng".
"Oh". Balas Shania dengan wajah mendung, di siang yg panas menyengat.
Seperti biasa, tiap pulang sekolah mereka selalu menuju tempat favorit yaitu halte bus.
"Hah...panas banget sih!!".
"Mana juga tuh bus tuyul, gak dateng2 ih!!!". Keluh Ve, lagi.
"Emang siapa sih yg bilang dingin!!". Sewot Kinal menanggapi keluhan2 Ve.
"Apa loe!!".
"Apa!!".
Dan... lagi, mereka ribut untuk masalah yg gak penting. Shania yg biasanya melerai pertengkaran VeNal, kini hanya diam. Pikirannya masih melayang entah kemana? Yg pasti dia lagi mikirin si Boby.
Dan Dhike? Hanya menghela nafas panjang melihat tingkah laku teman yg kembar ajaib itu.
To be continued
2 komentar:
mw koment ne new bie hehehehe
agak bingung ngebayangin muka si kembar coz hrus ngebayangin yg mna :p
coba di bkin kembar tp ga identik lebih jelas mgkn ngebayanginnya
saran z sih hehehehe
Siap. Saran diterima. Memang mereka kembar tidak identik. wkkk... Karena emang jelas beda yee, sist...:)
Posting Komentar