Mentari pagi ini berubah cepat dengan terik yg siap membakar kulit, mengawali hari yg......*entahlah.
Melody, gadis cantik yang sekarang sedang sibuk menyemprotkan parfum ke tubuhnya. Mulai dari leher, tengkuk, dan pergelangan tangan. Untuk beberapa detik ia berdiri mematung di depan meja rias. Melody mengecek penampilan yg kesekian kalinya. Rambut lurus indah itu tergerai bebas menutupi punggungnya. Blouse biru bercorak bunga tanpa lengan membalut tubuh mungilnya. Celana katun biru dongker memberi kesan santai dan dinamis. Flatshoes coklat tua melengkapi penampilannya. Melody berdecak puas. Dengan lincah, tangan halusnya meraih kunci mobil di atas meja itu.
*Cinta burung kehilangan sayap yg tak bisa terbang....*
Nada dering Hp milik Melody berbunyi, saat mobil honda jazz putih itu baru melaju 400 meter dari rumahnya.
"On the way...sabar dong..". Kata Melody langsung. Saat melihat nama si penelpon.
"Jangan telat, Mel...aku hampir mati bosan disini"
"Kalo telat dari jam 12, biaya akan bertambah". Suara sahutan gadis di telpon.
"Iya...iya... sebelum jam 12 dah sampe kok"
"Sambil nungguin, kamu kan bisa ngecengin koas yg ganteng2...heee
"Laah, gak perlu. Saat ini yg ku butuhkan hanya secangkir kopi!".
Melody tertawa renyah mendengar keluhan rekan sekantornya. Lalu dengan bergegas semakin memacu kecepatan mobilnya menuju RS. Harapan Cinta untuk menjemput Rona. Setelah pingsan 3 hari lalu akibat kelelahan & sering telat makan.
******
Wanita paruh baya itu menatap lekat. Seolah jika sampe mengalihkan pandangan sedetik saja, sosok di hadapannya akan raib tak berbekas*apaan tuh?*
"Tapi kenapa aku harus ikut, Ma?".
"Karena kamu anak Papa satu2nya". Jawab Mama.
"Tapi, Papa gak nganggap aku anak lagi".
"Kinal, please..... tolong jangan tambah beban Mama"
"Mama sudah cukup menderita dengan masalah ini".
"Masalah yg ku timbulkan, tepatnya". Batin Kinal.
Di hembuskannya nafas itu dalam2. Setelah sekian lama, entah mengapa kini Kinal harus di hadapkan kembali pada kondisi yg amat sangat tidak di inginkan.
"Bisa aku minta waktu seben....".
"Tidak! Sekarang kamu ganti baju, langsung ikut Mama. Papa gak bisa di tinggal lama2, gak ada yg jagain di rumah sakit"
"Mama tunggu kamu di mobil". Tegas Mama.
Kinal kesal dan mengacak rambutnya, berantakan. Dengan berat hati Kinal meraih kemeja dan jeans hitam menyusul sang Mama.
******
Veranda, gadis itu tampak resah dan gelisah. Berkali2 matanya melirik jarum jam di pergelangan tangan kirinya. Ia sudah menunggu 10 menit. Akhirnya jemari tangan lentiknya meraih Hp dan mengetik sms.
"Ma, Veranda lagi beli bubur ayam Pak Somad, kesukaan Mama. Nanti di makan ya Ma. Biar Mama cepat sembuh. Oh ya, mau di beliin yg lain sekalian?".
Beberapa menit kemudian.
"Itu aja cukup, sayang. Mama gak nafsu makan apa2. Yg penting kamu cepat sampai sini. Mama kangen.
Veranda menghela nafas. Ia sangat mengkhawatirkan
Sampai kejadian semalam, membuat penyakit itu kambuh. Saat melihat anak semata wayangnya pulang bersama pria dalam keadaan mabuk berat.
Saat pesanan sudah datang, Veranda bergegas melaju mobil sedan warna hitam miliknya menuju ke rumah sakit.
******
Rumah besar itu tampak tenang dari luar. Taman kecil yg di lengkapi air mancur buatan beserta kolam ikan itu menambah keasriannya.
Namun, aktivitas di dalam rumah itu tak bisa di bilang tenang. Bangunan itu memang tampak seperti rumah, tapi ternyata adalah sebuah kantor.
Viny, menghempaskan tubuhnya di kursi putar yg empuk. Tangannya meraih remote AC menurunkan suhu ke angka terendah.
"Ini ruangan redaksi apa kutub utara sih?!". Sindir Viia.
"Ruangan redaksi HAI Magazine". Santai Viny.
"Gak gitu juga kali! Bisa masuk angin nih!!". Geram Viia.
"Please deh Viia, aku baru selesai liputan di luar"
"Gimana panasnya tuh?
"Kamu sih enak, kerjanya cuma duduk2 di ruangan ber-AC". Cibir Viny.
"Apa kamu bilang?! CUMA!!". Viia berdiri dan berkacak pinggang.
"Sepanjang hari aku harus ngedesain artikel2 semua reporter di kantor ini!!"
"Kamu bilang cuma duduk2! Mikir dong!!".
"Yaelah gitu aja sewot!! Iya...iya... Noviana Ismaya Azahra satu2nya desain grafis di kantor ini"
"Kalo gak da kamu, HAI Magazine gak akan terbit. PUAS!!". Emosi Viny terpancing.
"Hmm lumayan". Balas Viia enteng.
"Sekarang naikin suhunya!!". Perintah Viia tajam.
Viny membanting remote AC di atas meja. Tidak menuruti rekan kerjanya dan bersiap meninggalkan ruangan itu. Ketika Ema datang.
"Heh! Kapan sih kalian gak ribut?! Tetangga ujung komplek bisa denger teriakan kalian, tau gak!". Tegur Ema.
"Mau kemana, Viny?".
"Makan".
"Kayaknya makan siang kamu di tunda deh"
"Barusan mbak Yona telepon, kamu di minta nyamperin ke rumah sakit".
"Sekarang?"
"Iya, katanya ada yg penting banget".
"Huuuuft....". Keluh Viny mengacak rambutnya. Dan Viia tertawa penuh kemenangan.
******
Pukul 11.35 WIB di RS. Harapan Cinta, Jakarta.
Sebuah mobil honda jazz putih baru saja berhenti tepat di parkiran basement. Gadis cantik, putih dan berkharisma itu bergegas menuju pintu RS memasuki lift yg akan membawanya ke lantai 3. Di mana sahabatnya, Rona tengah menunggu.
Tak berapa lama, mobil sedan hitam itu terparkir tepat di sebelah mobil putih itu. Di susul dengan sebuah mobil avanza merah. Dan mobil CRV hitam.
"Kinal, buruan". Ajak sang Mama.
Dari arah belakang ada gadis yg berambut hampir sama dengan Kinal. Dia mengenakan kemeja jeans dan celana pudar. Berjalan melewatinya. Kinal sempat melirik sekilas, begitupun dengan gadis itu.
*Ting* Dua pintu lift yg bersisian terbuka sekaligus.
Veranda, gadis cantik berwajah kalem itu dan mempunyai senyum badai cap bidadari memasuki lift sebelah kanan.
Viny, cantik dan mempunyai senyum menawan itu juga memasuki lift tapi yg sebelah kiri.
Melody sekarang berada di lobi rumah sakit, karena berpapasan dengan pria paruh baya dan terlihat sedang mengobrol.
Sedang Kinal, berjalan bersama sang Mama memilih tangga untuk menuju ke lantai 2.
***
Maaf ini hanya prolog, part 1 nya akan dipublish secepatnya.
Tetap stay tune in here, guys.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar