Kamis, 22 Januari 2015

TWINS ( Part 3 )


( Part sebelumnya.....Shania, gadis yg selama ini hanya tau tentang buku & buku.. kini ia sudah mendapatkan pacar bernama Boby kembarannya Beby*eh salah. Sedang VeNal?mereka selalu tak luput dari pertengkaran ).

**
Kunamai apa yg kulihat selama ini?
Aku juga ingin lupa
Namun tak bisa jika dipaksa
Jadilah aku tertekan sendiri
Dengan diri tersudut, merana dan sepi

Aku juga ingin keluar
Dari lubang yg terus mencengkram
Saat ku dengar sesuatu yg membuat hati bergejolak
Aku merintih, aku tersakiti

**

Minggu pagi pukul 09.48 WIB

"Huuft.. sepi banget sih!".
Keluh gadis yg baru memasuki rumah kos, sehabis main basket.
"Haah! Capeknya.. eh mending nonton tv dulu ah".

Hari ini, kos2an benar2 sepi.
Shania, tadi pagi sudah jalan sama Boby. Ve juga, dah duluan ngacir sama Eza.
Sedang Dhike, ikut belanja bulanan bareng ibunya. Bu Dwi.
Anak2 kos lain ada yg pulang kampung dll.
Dan Bara? Kayaknya masih tidur diatas.

"Wah, ada pocky nih.. asik ada yg nemenin gue akhirnya*iklan".

Kinal, dari tadi ngemil pocky sambil nonton tv. Namun lama2 dia mulai bosan. Terlihat sudah beberapa kali gonta-ganti channel.

"Iih.. apa2an nih acara?! Gak ada yg bermutu!".
"Pagi2 gini kok isinya sinetron semua sih?".
"Ibu yg durhaka sama anak lah, suami yg tertukar lah?!"
"Mending juga nonton film action, semua pemeran pada mati. Beres deh!!". Gerutu Kinal.

Sesaat Kinal jadi teringat kejadian beberapa bulan yg lalu saat dirinya dan Ve berebut remote untuk menonton acara tv kesukaan mereka masing2. Lagi, gak ada yg bakal mau mengalah. Ribut dah tu. Shania datang, melerai mereka dan waktu itu menyarankan untuk gantian.
Jadi, saat acara Ve tayang berarti Ve duluan yg nonton, kalo dah iklan baru giliran Kinal nonton. Begitu seterusnya. Namun....
Saat acara mereka tayang bersamaan. Sudah bisa ditebak. Lagi2 rebutan remote tak terelakkan. Shania nyerah, mungkin dia lelah.

Akhirnya, bu Dwi yg turun tangan. Beliau memarahi habis2an si VeNal. Karena selalu bikin ribut di rumahnya. Jadi.... biar adil, tv itu langsung dimatikan. Masalah selesai. TITIK.
Kinal ngakak2 sendirian saat ingat kejadian itu.
**

Hari2 berlalu...
Ve sedang sibuk mencari makanan di dalam kulkas. Dari tadi dia memang menahan lapar, tapi tak ingin makan nasi karena masih diet.

"Huuft, gak ada apa2 nih kulkas, buah juga gak ada". Keluh Ve lemas.

Saat membuka freezer.
"Waw.. lagi panas2 gini paling enak makan es krim... asikk!".

Ve melihat kotak es krim ukuran jumbo, kemudian diambilnya dan di letakkan di atas meja. Lalu bergegas mengambil mangkok kecil dan sendok kecil.
Belum sempat sesuap es krim itu masuk ke mulut. Ve mendengar suara yg tak asing baginya.

"Wah ada es krim ya, gue juga mau dong".

Ve terpaku, es krimnya meleleh*eh hatinya. Saat dia melihat seseorang turun dari tangga dan mulai mendekat.

"Bar... Bara!". Ucap Ve masih terpana.
"Eh..eh kak, kakak mau juga?"
"Bentar ya, gue ambilin mangkok dan sendok lagi". Ve semangat48.
"Ini....kak". Dengan senyum termanisnya Ve tunjukkan ke arah Bara.

Ini benar2 sesuatu yg tak terduga. Setahun belakangan ini Bara tak pernah menyapa atau meliriknya padahal mereka serumah dan satu sekolah. Dan sekarang dia, berada di hadapannya.

"Wah, jadi ngrepotin nih".
"Makasih ya Nal".

*DuaaRR!!*

Senyum Ve memudar, saat dengar kata terakhir Bara.

"Hah! Apa!! Nal??". Ve membelalakkan mata.

"Iy..aaa loe...loe Kinal kan??". Tebak Bara.

*DuaaaRRRR!!*

Seketika Ve lemas tak berdaya. Ingin sekali ia kembali ke kayangan, Ve merasa tak sanggup hidup di dunia yg fana ini*eh.

"Gu.. gue Ve, Veranda". Lirih Ve menundukkan kepala.

Bara benar2 terkejut dan salah tingkah.

"Oh, eh..ma.. maaf-maaf jadi... loe yg namanya Ve?! Gue kira.......".

Ve benar2 kecewa, marah, sedih, sebal, kesel, lelah campur2 lah. Ve masih tak percaya, selama ini Bara tak bisa membedakan dirinya dengan Kinal yg urakan, tomboy dan 'dekil'. Sedang Ve begitu bersih, wangi, rapi dan cantik badai. Ya Salaaammm!!!.

Ve bersiap melangkahkan kakinya untuk terbang*loh?.
Namun, Bara menahannya.

"Ee.. Ve.. loe marah?"
"Maaf ya Ve, gue benar2 gak tau". Hening sesaat.
"Oh ya, gimana kalo kita makan es krim bareng".

Ve tak mampu berkata apa2. Wajah mendungnya berubah 180 derajat menjadi sumpringah.

"Kayangan....maaf ya, gue gak jadi pulang!!gue masih betah di dunia!! Ahayy..*kumat*.

Malamnya...
Ve masih senyum2 kegirangan, betapa bahagiannya ia hari ini. Tadi siang bisa ngobrol2 dengan cowok idamannya. Yah, meskipun ada insiden salah tangkap*eh.
Tapi itu gak penting! Bagi Ve yg penting adalah siang itu si Bara ngajak makan es krim bareng.

"Ve, loe gak papa?". Tanya Shania cemas, melihat kembarannya nyengir2 gak jelas.

"Oh...Shaniaaaa!! Loe pasti gak nyangka, apa yg tadi siang gue alami!!". Seru Ve heboh.

Shania makin khawatir lihat ekspresi Ve yg jauh berlebihan anehnya dari yg biasanya.

"Emang ada apa?! Jangan bikin gue takut deh Ve". Cemas Shania. Ve geleng2 kepala.

"Jangan mikir yg aneh2 keleus!!".
"Oh ya Shan, loe tau?".
"Tadi.... tadi... gue bisa ngobrol sama Bara loh!!".
"Oh Tuhaaan... terimakasih atas anugrah yg engkau berikan!!". Ve lebay.

Shania menghela nafas. "Kirain apaan? Huuuuft!!". Batinnya.

"Cieeee Ve, cieeeee....". Goda Shania kemudian.

"Eh iya, kalo gue dah mulai akrab sama Bara, Eza langsung gue putusin!!". Tegas Ve. Shania melongo.
***

Siang hari di SMA48.
Jam pelajaran terakhir afalah matematika. Seluruh siswa padti langsung membereskan buku2 yg berantakan, memungut sampah2 yg berserakan di kelas, merapikan seragam dan menyiapkan buku di atas meja serta alat tulis lengkap sebelum guru masuk kelas.
Secara, bu Lisa guru matematika itu galaknya super. Gak ada satu muridpun yg berani macam2 dengannya.

Tetapi, keberuntungan kini berpihak di kelas XI. 4. Ternyata bu Lisa gak bisa hadir gara2 lagi theateran*loh?. Lagi sakit yg benar. Seisi kelas ada yg sedih, tapi lebih banyak senengnya karena mereka bisa bebas. Horeee.

Brandon, cowok imut berkacamata tebal dan sering bikin heboh di kelas. Mulai merencanakan sesuatu.

"Oey teman2, minta perhatiannya sebentar!!".
"Gue punya ide nih, gimana kalo kita ngadain polling kelas. Di sinikan kita dah saling kenal tuh?!". Ujar Brandon penuh semangat.

"Polling kelas?? Maksudnya?".

Pertanyaan dari salah satu murid mewakili teman2 lain yg kebingungan. Tanpa menjawab pertanyaan itu.
Brandon kemudian meraih spidol dan menulis di papan penanda isi hati*aduh. Papan tulis maksudnya.

"Terpintar", "Terpelit", "Tergalak", "Terbaik", "Terganteng", "Tercantik".

Lalu Brandon membagikan lembaran kertas kecil2 untuk di isi nama2 yg pantas menjadi predikat tersebut.
48menit kemudian, kertas2 itu sudah dikumpulkan dan di akumulasi.

"Baiklah teman2 kini, saatnya saya membacakan predikat award yg "Ter" tahun 2014 yeah!". Seru Brandon meniru gaya MC Iclub48.

"Oke... untuk yg pertama, gelar Terpintar diraih oleh.....Shania!!". "Yg selalu menjadi juara umum di kelas tercinta ini... selamat!!".

Seisi kelas bertepuk tangan, namun Shania hanya senyum tipis.

"Kini... kita beralih ke yg Terpelit siapakah dia....hahaa dia adalah... Radhit".
Hahahaaa seisi kelas riuh, Radhit tertunduk mesem.
Radhit, salah satu mantan pacar Ve yg kesekian, wajahnya cakep tapi terkenal pelitnya gak ketulungan. Dia menjadi pacar Ve hanya beberapa jam saja. Pagi hari setelah resmi jadian, jam istirahat Radhit mengajak Ve ke kantin. Tapi malah Ve yg disuruh bayarin. Gak pake lama. Ve langsung minta putus!!.

"Hahaaa oke kita lanjut lagi ya, gelar selanjutnya adalah Tergalak.... dia.... Kinal!!".

Kinal berdiri dari kursinya, seisi kelas tegang. Lalu....

"Makasih ya teman2, kalian benar2 IS...TIMEWAAA, hah haa haha hahaaa".
*gubrakkk*.

"Hadeeeh... sip sip..oke, lanjut! Kini... gelar yg Terbaik adalah..... Dhike!!".
"Si Tsundere yg baik hati dan ramah pada kita semua". Teriak Brandon alay.

"Nah-nah, sekarang giliran yg Terganteng, kalo ini pasti gue nih". Ujar Brandon PD lalu membuka kertas dan dia adalah...... Eza". Jawab Brandon lesu. Eza senyum kecil menanggapi itu.
"Eh-eh tenang...gak papa gelar terganteng bukan gue, mungkin kalo terkece pasti gue yg terpilih deh!".
Jayud Brandon yg langsung dilempari gulungan kertas.

"Oi..oi..oi....".
"Oke-oke kita lanjut yg terakhir aja!!". Sewotnya.
"Baiklah gelar yg Tercantik tahun 2014 adalah.... siapa lagi kalo bukan Ve...randa!! Selamat!!".

Ve lansung heboh kegirangan, dan langsung berdiri jalan mengitari kelas bak peragawati.
**

Shania, pikirannya mulai dipenuhi oleh Ve. Ve yg lebih cantik, Ve yg lebih mulus, Ve yg rambutnya bagus dan Ve yg 'lebih' dari semuanya.
Shania minder ada rasa.......
Kenapa bundanya melahirkan mereka kembar, tapi semua kelebihan hanya ada pada Veranda. Kenapa dia tak bisa seperti Ve, kenapa?
Pikiran2 itu selalu muncul di benaknya. Entah bidadari apa yg merasuki Shania.
**

"Eh Shan, kok loe ngelamun terus sih dari tadi". Tanya Frieska teman sebangkunya.

"Gue gak papa kok". Balas Shania lemas.

"Beneran?". "Hmmm".
"Oh ya Shan, barusan gue dari toilet. Pas lewat ruang guru samar2 gue denger kata 'Razia' dan 'Besok'. Apa mungkin besok ada razia ya??". Bisik Frieska pelan.

"Ah, sialan loe Shan, gue lagi ngomong malah di tinggal molor!!". Sungut Frieka manyun.

Dilihatnya Shania yg sudah terpejam dan memangku wajahnya dengan tangan di atas meja. Namun, Shania tak sepenuhnya tertidur.

***

Seorang gadis berjalan menuju sebuah warung, dari penampilannya dia masih gadis remaja. Namun dia menutupi wajahnya dengan masker dan nampak berbicara serius dengan si penjual warung.

To be continued

Writer  : Dwi Nurmala

Tidak ada komentar: