Senin, 26 Januari 2015

FIGHT...!!!





“1...2...3” teriak seorang wasit memberi aba-aba dalam suatu pertandingan. Terlihat seorang cewek berambut hitam panjang dengan wajah khas indonesia asli di sebelah kiri wasit dan seorang cewek yang berada dihadapannya sebagai lawannya yang berparas oriental dengan tubuh yang sedikit lebih tinggi. Mendengar aba-aba sang wasit kedua cewek itu sudah siap memasang kuda-kuda untuk bertanding dalam suatu ajang final karate tingkat nasional.

“Melody....Melody...Melody...!!”---“Andela...Andela...Andela...!!” teriak penonton menyerukan nama mereka mencoba menyemangatinya.

“Mendingan loe mundur sekarang aja deh, daripada loe babak belur di tangan gue, gue kasihan aja sama loe, pengkhianat...!!” ucap seseorang yang dielukan dengan sebutan 'Melody' kapada lawannya 'Andela'.

Andela hanya tersenyum mendengar perkataan Melody, “Terserah loe mau ngomong apa, Mel. Gue berdiri disini bukan sebagai PECUNDANG yang belum bertanding sudah menyerah, gue adalah PEMENANG, kita buktikan di ajang ini siapa yang lebih kuat, loe atau gue...!!”

“Sombong banget loe, loe kira loe sudah lebih jago dari gue, gue tau loe Ndel, loe itu ...”

*** 
  
“Huuu....PECUNDANG, nggak pantes loe berada di klub karate ini, loe itu LEMAH..!!” olok sebagian siswa yang melihat kawan satu klubnya, Andela,  jatuh tersungkur hanya karena satu pukulan yang menurut mereka sangat mudah untuk di hindari. “Maafin gue, sini gue bantu” ucap Melody, seseorang yang menjadi lawan Andela yang tak sengaja memukul Andela hingga tersungkur. Melody mengulurkan tangannya, dan Andela pun menyambutnya, “Makasih”, ucap Andela yang sudah bisa berdiri dan langsung meninggalkan Melody, “Loe mau kemana?” tanya Melody bingung. Andela memberhentikan langkahnya dan menegok ke arah Melody, “Gue nggak pantes berada di klub ini, bener kata mereka kalau gue adalah PECUNDANG, gue LEMAH, gue sadar akan kemampuan gue”

“Kata siapa loe PECUNDANG? Loe hanya belum menguasai teknik dan jurus-jurus dalam karate aja kok, loe hanya butuh waktu buat BELAJAR, gue yakin loe bisa, gue bisa liat SEMANGAT loe itu”

“ah...itu cuma MIMPI, SEMANGAT itu sudah menghilang” sangkal Andela yang melanjutkan langkahnya yang terhenti.

“Nggak...!! SEMANGAT itu masih ada, gue bisa bantu loe mempelajari ilmu karate ini” teriak Melody yang sukses membuat Andela menghentikan langkahnya untuk kedua kalinya, Andela kembali menoleh ke arah Melody dan bertanya “Serius loe mau bantu gue?”. Melody berjalan mendekati Andela, “Seratus rius malah. Gue Melody. Loe?”

“Gue Andela”

“Gimana kalau kita sahabatan?” ajak Melody tersenyum dengan mengulur kelingkingnya. Walaupun agak sedikit bingung dengan teman yang baru dikenalnya, Andela mengiyakan dengan mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Melody, seraya tersenyum. “Boleh”.

---

Keesokan harinya dengan telaten Melody mengajari SAHABAT BARUnya berlatih karate. “Gini nih, cara memukul yang baik. Kepalkan tangan, kumpulkan tenaga di tangan loe itu, lalu tarik nafas dalam-dalam keluarkan  bersamaan dengan pukulan itu, Haaaa...!!!” jelas Melody sembari mempraktikannya.

“Sekarang loe coba pukul bantalan yang ada di dada gue ini, coba yang keras. Loe bisa kan Ndel?” perintah Melody dan Andela pun mengangguk seolah mengerti. Tiba-tiba seorang cowok, bernama Dillah, cowok yang telah satu tahun ini menjadi incaran Melody lewat di depan ruangan tempat Melody dan Andela berlatih karate. Sontak membuat Melody lengah, menurunkan bantalan yang ada di dadanya, ‘Buggg’ pukulan yang seharusnya mendarat di bantalan, karena kecerobohan Melody malah mengenai dadanya, “aww...” rintih Melody sembari memegangi dadanya yang agak sakit, “Maafin gue, Mel. Gue nggak sengaja” ucap Andela merasa bersalah karena salah sasaran. “Gue nggak apa-apa kok, gue juga yang salah,  tiba-tiba aja gue nurunin bantalan ini. By the way, Gue nggak nyangka tenaga loe LUAR BIASA gini, gue yakin cukup dengan satu pukulan itu jika tepat mengenai bagian vital seperti RAHANG atau ULU HATI, bisa melumpuhkan lawan loe” puji Melody.

“Ah. loe Mel, kalau lawannya loe, gue bisa apa? Yang ada gue malah BONYOK” canda Andela.

“Nggak BONYOK lagi, Ndel. Loe tinggal pilih aja mau masuk ICU atau KUBURAN langsung?” Melody tertawa terbahak-bahak dalam candaannya.

---

Di sebuah bangku berukuran 2x1 meter di bawah pohon dekat lapangan basket mereka duduk-duduk dan bercanda seperti biasanya. “Gue liat loe semakin hebat, Ndel” ucap Melody mengawali pembicaraan. “Gurunya siapa dulu dong, Melody gitu lho. Gue berterima kasih banget sama loe, berkat loe gue nggak dapet olokan temen di klub lagi”

“Itu juga karena USAHA loe lagi, Ndel. Eh...loe liat cowok yang nggak terlalu tinggi itu?” ucap Melody menunjuk cowok mungil yang sedang mendrible bola. “Dillah maksud loe? Kenapa emangnya?” ucap Andela berbalik tanya. “Loe kenal dia? Ah. Lupakan pertanyaan ini. Ehmm. Gue CINTA sama dia dari kelas 7, Ndel” curhat Melody.

“Dari kelas 7? Kenapa nggak loe nyatain perasaan loe itu?” tanya Andela sedikit kaget.

“Gue malu. Lagian nggak ada sejarahnya cewek nembak cowok lagi”

“Yee. Sekarang jamannya emansipasi wanita, jaman sudah kebalik, wanita bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh pria. Termasuk ini, harusnya loe bisa nyatain cinta loe ke dia”

“Nanti aja lah. Gue nunggu waktu yang tepat. Gue harap dia punya perasaan yang sama ke gue”

‘Tenang Mel. Gue akan buat Dillah , sahabat kecil gue jatuh cinta sama loe. Ini sebagai bentuk rasa terima kasih gue ke loe, karena loe sudah berbaik hati menerima gue menjadi sahabat loe’ ucap batin Andela.

---

Dillah yang tengah berada di ruang ganti mendadak mendengar hand phone nya bergetar, ternyata ada sebuah pesan masuk dari Andela, “Dil, nanti sore loe ada waktu kan? Ketemuan yuk di Cafe Giez deket sekolah, ada hal PENTING yang mau gue bicarakan ke loe”. Dengan singkat Dillah menjawabnya “Ok”

---

Di Cafe Giezz...

“Loe mau pesen apa? Gue pesenin sekalian” tawar Dillah kepada Andela.

“Loe sudah berapa lama jadi sahabat gue, masak loe masih lupa aja makanan kesukaan gue” jawab Andela manja.

“Ya elah Ndel, gue tau banget lah makanan kesukaan loe apa. Tapi di sini kagak ada BAKPAO, adanya BURGER. Gimana?”

“Gue ngikut loe aja deh” Dillah pun memesan makanan untuk mereka berdua, tak butuh waktu lama Dillah membawa dua burger plus dua jus alpukat. “Wah...kayaknya enak nih?” ucap Andela langsung menyerobot Burger yang baru saja Dillah letakan ke meja, namun tangan Andela tertahan oleh Dillah, “Eitsss...sabar bu, loe mau ngomong apa? Penting banget kayaknya, sampe loe ngajak ketemuan gini?”.

“Okelah. Loe kenal dengan anak kelas 8 B ini?” tanya Andela menujukan foto Melody.

“Ehmm...ini Melody kan? Cewek yang sudah lama gue kagumi. Kok loe punya fotonya? Bukannya loe anak 8 E yah?” tanya Dillah bingung. “Wah...loe BERUNTUNG banget, loe tembak dia besok, gue yakin 100% loe bakalan di terima oleh Melody” ucap Andela kegirangan yang makin membuat Dillah bingung. “Maksudnya loe apaan sih? Nyuruh-nyuruh gue nembak dia segala? Yakin banget gue bakal diterima”

“Melody itu sahabat gue, dia suka sama loe dari kelas 7, jadi gue yakin dong kalau loe bakalan diterima kalau loe nembak dia. Ya nggak?....ya nggak?” ujar Andela sembari menaikan turunkan alisnya.

“Seriusan loe???”

“ Satu juta rius gue kasih loe, Dil, kalau bisa”

“Loe punya rencana nggak gimana biar gue bisa nembak dia secara romantis gitu?” tanya Dillah antusias.

“Kalau ini sudah gue pikirin, gue tau loe bakalan tanyain ini ke gue, secara loe nggak ada romantis-romantisnya sama sekali ke cewek”

“bla ... bla ... bla” Andela mendekatkan mulutnya ke telinga Dillah guna membisikan rencananya itu.

Di waktu dan tempat yang sama, Melody juga berada di sana hendak membeli burger kesukaannya. Belum sempat memesan Burger, Melody sudah di suguhkan pemandangan yang tak enak. Dia melihat Andela mencium Dillah (eitss...readers jangan salah paham seperti Melody, Andela hanya membisikan sesuatu ke Dillah, mungkin karena terlalu dekat dan Melody melihatnya dari kejauhan jadi terkesan Andela mencium Dillah). Sontak membuat Melody murka dan menge-CAP Andela sebagai PENGKHIANAT .

---

Persahabatan Melody dan Andela  merenggang, Melody tidak memberikan KESEMPATAN Andela untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, yang Melody tau Andela sudah mengkhianati persahabatan mereka. Rencana Dillah yang akan menembak Melody pun GAGAL karena Dillah tak enak hati dengan mereka, karenanya persahabatan mereka HANCUR. Mereka pun berjalan sendiri-sendiri, sampai Melody berkomit untuk TIDAK satu sekolahan lagi dengan Andela. Dia memutuskan untuk pindah keluar kota, Bandung. Tempat kediaman eyangnya.
.
.
Tiga tahun berlalu, Melody dan Andela sama-sama tengah mengenakan putih abu-abu. Di sekolahnya masing-masing mereka sama-sama menjadi wakil ajang karate tingkat Nasional. Shock, Melody rasakan manakala dia harus bertemu Andela dalam babak final, babak dimana memperebutkan siapa yang layak mendapatkan juara pertama sekaligus layak mewakili Indonesia ke tingkat Internasional.  Dendam Melody, membuatnya bergelora api semangatnya untuk mengalahkan Andela dalam pertandingan ini, “Gue akan beri pelajaran ke loe, mengajari loe bagaimana caranya berterima kasih, gue akan membuat loe kapok berurusan dengan yang namanya MELODY NURRAMDHANI LAKSANI”

***

‘Ehm,, ternyata loe masih mengingatnya, Mel. Gue juga nggak bakalan lupa dengan orang yang telah membawa gue sampai di sini. Gue nggak akan mengalah dari loe, tapi gue nggak akan membuat guru gue celaka di tangan gue sendiri’ batin Andela mencoba menenangkan diri sendiri.

“Fighhtt...!!!” teriak wasit memberi aba-aba bahwa pertandingan berlangsung. Dengan sigap Melody mengarahkan pukulan tepat pada tulang rusuk Andela, namun Andela mampu menangkis dan menghindarinya. Beberapa kali Andela mampu menghindar dari serangan-serangan Melody yang terkesan membabi buta. Andela lengah. Serangan tendangan Melody mengenai perutnya, membuat Andela jatuh tak berdaya.

“Masih perlu kita lanjutkan pertandingan kita?” tanya Melody dengan sombongnya. Andela yang kesakitan memegangi perutnya mencoba untuk bangkit, namun Melody melakukan serangan lagi, kali ini Andela mampu menghindarinya, namun reflek dia meluncurkan serangan balik berupa pukulan yang menjadi andalannya dalam setiap pertandingan dan itu mengenai ULU HATI Melody yang membuatnya tergeletak. Andela yang tak bisa menahan rasa sakit di perutnya juga ikutan tergeletak, pingsan. Akhirnya pertandingan di anggap SERI karena tidak ada yang menang. Keduanya pun dilarikan ke Rumah Sakit.

---

Sejam berlalu, Andela siuman dari pingsannya. Dilihatnya seorang cowok menungguinya. Yap Dia Dillah. “Dil, keadaan Melody gimana?” tanya Andela dengan suara sedikit parau. “Dia ada di kamar sebelah, belum sadarkan diri” jawab Dillah.

“Tolong antarin gue, gue ingin ngeliatnya. Please” pinta Andela yang diiyakan Dillah. Dengan Sabar, Dillah mendorong kursi Roda Andela sampai di ruangan Melody dan dekat di samping Melody. Tangis Andela tak terbendung lagi, “Gue emang sahabat yang nggak tau caranya berterima kasih. Tega, gue ngebuat loe tergeletak di kasur putih ini. Maafin gue, Mel” perlahan namun pasti Melody menggerakan jemarinya membuka matanya sedikit demi sedikit sampai ia menemukan sutau cahaya yang terpancar dari arah luar masuk ke dalam matanya. Dilihatnya seseorang di sampingnya, Andela, menangis tersedu-sedu melihat keadaannya. “Gue nggak apa-apa kok, Ndel. Gue yang seharusnya minta maaf sama loe, nggak seharusnya gue membabi buta seperti tadi, sampai membuat loe tergeletak dan harus duduk di kursi roda itu”

“Udah, Mel, Udah. Gue udah maafin loe. Yang terpenting saat ini kita bisa sahabatan lagi kan? Oia, ini Dillah, dia bukan kekasih atau cowok yang gue cintai, dia sahabat kecil gue. Gue mau jodohin loe dengan dia setelah gue tau loe sangat menyukainya, tapi ...”

“Tapi, gue malah salah paham dan menganggap loe sebagai pengkhianat?? Maafin gue Ndel. Gue nyesel nggak mau dengerin penjelasan loe”

“Yang lalu biarlah berlalu, kita buka lembaran baru. Gue mau detik ini juga cinta kalian bisa bersatu” ucap Andela yang menyatukan tangan Dillah dengan tangan Melody.  


-The End-

Gaje? Ini karya buatanku sekitar tahun 2011-2012an, jamannya alay-alaynya aku..*lol. Oia, cerita ini terinspirasi dari kartun Naruto lho, partnya Ino dan Sakura waktu lagi ujian cunin...:)    


Writer  : Hanifah Argubie
Twitter : @HanBie_48


Tidak ada komentar: